Re: [b]to : all member[/b]
melanjuti off topic part 4 [url=http://theftalk.com/viewtopic.php?id=33185]off topic sebelumnya[/url]
[quote]Dikarenakan ini halaman di off topic sudah kebanyakan maka se
@[b]bRaNdaLzZ[/b]
sip dagh bro....
btw,, gi ngapen neh?!
sumanto itu lucu banged iaah!!
[spoiler] Apakah kamu sekarang menyesal?
Saya menyadari telah berbuat salah. Sekarang saya menyesal. Sekarang saya tidak tahu harus bagaimana. Diapa-apakan oleh polisi saya nurut saja.
Bagaimana jika dijatuhi hukuman mati nanti?
Dihukum mati saya sudah siap. Terus terang, saya mengaku sudah salah.
Mengapa kamu tega mencuri mayat Mbok Rinah (80) di pemakaman umum Desa Majatengah, Kecamatan Kemangkon Purbalingga, lalu mayatnya kamu makan?
Saya terpaksa. Karena saya sedang dilanda kesulitan hidup, maka menurut guru saya, saya diharuskan makan daging mayat. Dengan cara itu, kesulitan akan teratasi, dan akan menemukan kedamaian. Untuk diketahui, guru saya di bidang kebatinan bernama Taslim dari Jambi, kini tinggal di daerah Kalikuda, Temanggung.
Bagaimana kamu mengambil jenazah itu?
Dengan cara dikorek-korek dengan tangan kosong, lalu setelah mayat didapat saya bawa pakai sepeda ontel. Di rumah mayat itu saya potong pada bagian kaki dan kemaluannya. Dagingnya saya makan, ada yang dipanggang, dan ada yang digoreng.
Apakah kamu tidak takut sewaktu menggali jenazah itu pada Sabtu malam (11/1) atau beberapa jam setelah jenazah Mbok Rinah dimakamkan?
Nggak takut, karena sudah diniati.
Bagaimana perasaan kamu sewaktu menyayat-nyayat daging mayat itu?
Sebenarnya ada rasa belas kasihan juga. Namun demi diri pribadi, agar damai, maka hal itu tetap saya lakukan.
Bagaimana rasanya daging manusia?
Rasanya langu (bau bangkai). Sebenarnya ndak enak. Namun karena terpaksa, demi untuk menghilangkan kesulitan hidup, maka saya makan saja daging itu.
Sebenarnya, untuk apa kamu makan daging manusia?
Ya... itu tadi untuk menghilangkan kesulitan hidup. Selain itu juga untuk pesugihan, cepat kaya, dan nyupang. Menurut guru saya, jenazah orang, khususnya wanita yang mati pada hari Jumat, mayatnya bila dimakan bisa untuk jimat. Yakni sebagai penolak bala dan segala penyakit.
Apakah kamu sudah merasakan manfaat itu?
Belum. Ya... karena keburu ketangkap polisi, jadi semuanya begini.
Bagaimana selanjutnya setelah daging itu kamu masak?
Daging itu saya berikan juga ke bapak saya, Rusmawiarto (bukan Mulyawikarta, seperti diberitakan sebelumnya, Red). Kepada bapak saya, saya bilang: Pak, apa arep daging wedus (Pak, apa mau daging kambing)? Lalu Rusmawiarto menjawab: Ya ngeneh (Ya ke sini).
Selanjutnya Sumanto memberikan daging itu 10 potong kecil-kecil seperti sate kepada ayahnya, Rusmawiarto. Daging itu dimakan sampai habis. Dan karena keenakan, Rusmawiarto menanyakan lagi kepada anaknya itu, Suman: "Apa egin? (Apa masih?) Sumanto menjawab : Wis entong, Pak (Sudah habis, Pak).
Adakah manfaat lain kamu makan daging manusia?
Agar mudah nembus beli nomor buntutan.
Apakah kamu sudah pernah dapat nomor?
Belum. (Wartawan pun tertawa mendengar jawaban Sumanto yang lugas itu).
Daging dari jenazah Mbok Rinah itu mengapa hanya kamu makan bagian kedua kakinya saja?
Karena keburu siang. Sebenarnya, saya ingin memakan seluruhnya daging mayat itu. Namun ya..karena keburu siang, maka hanya bagian kakinya saja. Sedang bagian kemaluan, yang telah saya potong, saya simpan. Sementara bagian paha ke atas saya pendam di di halaman rumah. Baru beberapa jam dipendam, keburu disergap polisi, sampai akhirnya saya begini.
Katanya kamu pernah merantau ke Lampung?
Ya benar. Sejak tahun 1992, saya merantau ke Lampung. Di Lampung saya sempat menikah dengan seorang gadis bernama Supriyati, tinggal di Dusun 9 Rumbia, Purwadadi, Lampung Tengah, Lampung. Dari hasil pernikahan itu, saya memiliki seorang anak bernama Titis Wahyu Widiyanto, kini berusia 8 tahun. Anak itu sekarang tinggal bersama mertua saya di Lampung itu. Sementara sejak 1997 saya kembali ke kampung halaman di Desa Pelumutan, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga.
Katanya, istri kamu yang meninggal karena sakit, ya dagingnya kamu makan? Apa benar?
Tidak. Istri saya meninggal karena sakit, dan dagingnya tidak saya makan. Sewaktu di Lampung, saya memang sempat makan daging manusia. Namun daging yang saya makan itu daging dua penjahat. Dua penjahat itu sempat membegal saya, ketika saya bekerja di PT Gunung Madu, sebagai tukang tebas pohon tebu. Setelah duel dengan begal itu, kemudian keduanya saya bunuh, dan mayatnya saya makan bareng dengan seorang teman saya dari Batak. Itu berari saya telah makan tiga mayat, yang terakhir mayat Mbok Rinah itu. Target saya, makan tujuh mayat.
Apa benar, kamu juga telah membunuh tukang pijat di desamu?
Itu tidak benar. Soal hilangnya si tukang pijat tuna netra beberapa waktu lalu, memang benar. Namun saya tidak tahu. Kemungkinan terseret arus Sungai Serayu.
Apakah kamu gila?
Saya sendiri tidak tahu. Memang saya pernah dikatakan gila. Saya sendiri nggak tahu, mengapa semua orang, terutama wanita di desa saya pada takut sama saya. Jika saya mendekati wanita, pasti lari. Dan di sela-sela keheningan malam, saya sering tertawa sendiri. Mengapa kok saya bisa begini. Apakah saya memang gila? (Lagi-lagi wartawan dibikin tertawa terpingkal pingkal dengan jawaban Sumanto itu).
Apakah sekarang kamu masih berniat makan orang?
Sekarang saya sudah nggak ada niat makan orang. Saya sudah pasrah, dan menyesal. Saya berani disumpah di depan kyai dan haji, bahwa saya tidak akan makan orang lagi.
Pendidikan kamu sebenarnya apa?
Saya lulus dari SDN Palumutan 2. Lalu pernah mengenyam pendidikan di SLTPN 1 Kemangkon. Namun empat bulan mau lulusan, saya ke luar.
Pekerjaan kamu sehari-hari apa?
Kadang-kadang mencangkul, cari burung, dan yang sering jualan jamu. Jamu yang saya jual berbagai merk.
Bagaimana untuk menarik pembeli?
Ya, berbagai cara saya lakukan. Di antaranya dengan permainan sulap.
Apakah kamu bisa main sulap? Bisa diperagakan?
Bisa. (Dengan cekatan, Sumanto pun mengeluarkan uang Rp1.000 dari dalam saku bajunya. Dipegangnya korek api yang telah dikeluarkan isinya. Uang diremas-remas, dan teknik tertentu, hilang. Wartawan pun dibikin terkesima dnegan permainan Sumanto itu.
Wah ..kamu pintar main sulap ya?
Ya... cuma itu, lainnya nggak bisa..he he he (Sumanto tertawa terkekeh-kekeh).
Setelah wawancara dirasa cukup, Sumanto lalu digiring lagi ke kamar selnya. Untuk diketahui, di kamar sel Mapolres Purbalingga, kini dihuni oleh 9 tahanan, termasuk Sumanto.
Beberapa tahanan lainnya, mengaku enggan sekamar dengan Sumanto, karena takut dimakan. Akhirnya, Sumanto ditempatkan secara terpisah.
"Jika campur saya, bisa bahaya, mas. Jangan-jangan nanti saya ikut dimakan," ujar Sukron (25), seorang tahanan kasus Curat dari Desa Kembangan, Kecamatan Bukateja, Purbalingga yang dibenarkan beberapa tahanan lainnya kepada BPost secara terpisah.prasetyo [/spoiler]