Re: Disini tempatnya memberikan Info Tips & Trik dalam segala hal. Bagi yang punya Info Tips & Trik menarik tentang apa saja silahkan post disini. Yang penting bermutu & bermanfaat buat kita semua.
Untuk
[b]Tentang Donor Darah[/b]
[b]Banyak mitos[/b] yang beredar di masyarakat tentang donor darah. Ada yang takut darah bisa berkurang. Ada juga yang mengaku berat badannya bertambah setelah melakukan donor. Ada yang sembuh dari alergi. Bahkan ada yang bilang jangan sekali berdonor, jika tak ingin tekanan darahnya naik.
[b]Dari sudut medis[/b] tindakan menyumbang darah merupakan kebiasaan baik bagi kesehatan pendonor. Salah satunya, dengan berdonor darah secara teratur berarti Anda melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur pula. Karena memang sebelum mendonorkan darah orang harus lebih dulu diperiksa kesehatannya secara lengkap. Banyak penyakit yang terkadang tidak bergejala, seperti tekanan darah tinggi ditemukan secara tidak sengaja dalam pemeriksaan rutin, yakni dalam selang waktu minimal 56 hari sekali.
Jadi, tidak benar bila dikatakan sekali mendonorkan darah kita harus terus-terusan menjadi donor agar tidak terjadi hipertensi (tekanan darah tinggi). Yang benar, itu tadi, bila dilakukan secara teratur, kesehatan kita akan diperiksa secara teratur pula melalui pemeriksaan sebelum berdonor.
[b]Mengapa menyumbang darah sebaiknya dilakukan secara rutin?[/b]
[b]Darah yang kita sumbangkan dapat expired[/b] (kedaluwarsa) bila tidak terpakai. Sel-sel darah merah harus digunakan dalam 42 hari. Platelet harus digunakan dalam 5 hari, dan plasma dapat dibekukan dan digunakan dalam jangka waktu 1 tahun.
[b]Selain itu, donor darah akan membantu menurunkan risiko terkena serangan jantung[/b] dan masalah jantung lainnya. Penelitian menunjukkan, mendonorkan darah akan mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh. Walau masih perlu penelitian lagi untuk memastikannya, kelebihan zat besi diduga berperan menimbulkan kelainan pada jantung. Kelebihan itu akan membuat kolesterol jahat (LDL) membentuk aterosklerosis (plak lemak yang akan menyumbat pembuluh darah). Menurunnya angka masalah penyakit jantung terutama terlihat pada para pendonor yang tidak merokok.
[b]Pada wanita yang telah mengalami menopause[/b], kadar zat besi dalam darahnya lebih tinggi dibandingkan dengan saat masih haid. Itu karena zat besi dikeluarkan pada saat menstruasi. Jadi pada wanita menopause, zat besi yang terlalu banyak dapat dikeluarkan dengan cara mendonorkan darah.
Jika donor darah dilakukan 2-3 kali setahun, atau setiap 4 bulan sekali, diharapkan kekentalan darah berkurang sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Sistem produksi sel-sel darah juga akan terus terpicu untuk memproduksi sel-sel darah baru yang akan membawa oksigen keseluruh jaringan tubuh. Sirkulasi darah yang baik akan meningkatkan metabolisme dan merevitalisasi tubuh.
Siklus pembentukan sel-sel darah baru yang lancar dan metabolisme tubuh yang berjalan baik, membuat berbagai penyakit dapat dihindarkan. Namun, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa menyumbangkan darah akan membuat seseorang sembuh dari penyakit alergi.
Selama 24 jam setelah berdonor, volume darah akan kembali normal. Sel-sel darah akan dibentuk kembali dalam waktu 4-8 minggu. Jadi, pendonor tidak perlu khawatir akan kekurangan darah. Menyumbang darah sama sekali tidak akan mengurangi kekuatan tubuh.
Bahkan, orang yang sekali waktu pernah didiagnosis menderita anemia (kurang darah), bila kondisinya sudah membaik dapat saja kemudian mendonorkan darahnya. Seseorang yang didiagnosis anemia, bukan berarti ia akan anemia seumur hidup.
[b]Syarat Teknis Menjadi Pendonor Darah:[/b]
[b]1)[/b]Usia 17 - 60 tahun.
[b]2)[/b]Berat badan minimal 45 kg.
[b]3)[/b]Denyut nadi; Teratur 50 - 100 kali/ menit.
[b]4)[/b]Tekanan darah baik ,yaitu:
[i]Sistole = 110 - 160 mm Hg
Diastole = 70 - 100 mm Hg[/i]
[b]Seseorang [i]tidak boleh[/i] Menjadi Donor Darah Jika dalam Keadaan:[/b]
[b]1)[/b] Pernah menderita hepatitis B
[b]2)[/b] Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis
[b]3) [/b]Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi
[b]4)[/b] Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/tindik telinga
[b]5) [/b]Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi
[b]6)[/b] Dalam jangka wktu 6 bulan sesudah operasi kecil
[b]7)[/b] Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar
[b]8)[/b] Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, cholera, tetanus dipteria atau profilaksis
[b]9)[/b] Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, tetanus toxin.
[b]10)[/b] Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic
[b]11) [/b]Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.
[b]12)[/b] Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit.
[b]13)[/b] Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan.
[b]14)[/b] Sedang menyusui
[b]15)[/b] Ketergantungan obat.
[b]16)[/b] Alkoholisme akut dan kronik.
[b]17)[/b] Sifilis
[b]18)[/b] Menderita tuberkulosa secara klinis.
[b]19)[/b] Menderita epilepsi dan sering kejang.
[b]20)[/b] Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk.
[b]21)[/b] Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi G6PD, thalasemia, polibetemiavera.
[b]22) [/b]Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril)
[b]23)[/b] Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.
[i]*Sumber : pintunet, palangmerah, depkes[/i]